Cara Keraton Yogyakarta Melestarikan Tradisi dan Budaya Melalui Trend di Indonesia, Salah Satunya dengan Flashmob
BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Perkembangan budaya di era society 5.0 mengalami kemajuan yang pesat. Akses internet lebih mudah didapatkan, dan penggunaan media sosial semakin merajalela.
Dengan adanya internet, tentu akan berimbas pada semakin cepatnya sebuah informasi didapatkan.
Zaman dahulu, perlu menonton langsung untuk dapat menikmati tari-tari daerah, namun dengan bantuan teknologi dapat dengan mudah melihat tarian melalui media youtube, atau Instagram.
Peluang inilah yang seharusnya digunakan untuk menggaet remaja saat ini agar lebih mengenal budaya dan tradisi daerahnya. Seperti yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta akhir-akhir ini.
Menghilangkan Pandangan Misterius Keraton Yogyakarta
Menurut Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, selama ini keraton selalu dipandang eksklusif, dan misterius bagi sebagian orang.
Oleh karenanya, pandangan tersebut harus dijernihkan, salah satunya adalah berbaur di masyarakat lewat media sosial.
Campaign di Sosial Media
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwana X, dalam podcast GoodTalk | Eps. Gusti Kanjeng Ratu Hayu – GNFI membeberkan salah satu postingan Instagram Keraton Yogyakarta, yakni flashmob Beksan Wanara yang ditarikan oleh remaja.
Dengan adanya postingan ini, membuktikan kepada remaja zaman sekarang bahwa tarian tradisional di Keraton tidak hanya ditarikan oleh orang-orang tua saja.
Dengan diuploadnya flashmob tersebut, GKR Hayu juga berharap semua kalangan dapat mengakses dan menontonnya. Sehingga semakin banyak yang mengetahui mengenai tarian yang ada di keraton.
Selain postingan tentang tarian tradisional, akun Instagram Keraton Yogyakarta juga kerap membagikan postingan edukasi menarik menegani arti-arti upacara di keraton, hingga motif kain batik dan maknanya.
Kesimpulan:
Keraton Yogyakarta berupaya menghilangkan pandangan mistis dan misterius yang selama ini melekat pada masyarakat.
Melalui akun Instagram resmi, Keraton mempublikasikan konten seperti flashmob Beksan Wanara yang melibatkan para remaja, membuktikan bahwa tarian tradisional tidak hanya ditarikan oleh orang tua, tetapi juga relevan bagi generasi muda.
Selain itu, Keraton juga membagikan konten edukatif, seperti penjelasan tentang arti upacara tradisional, motif batik, dan maknanya.
Referensi:
Good News From Indonesia (2020, 6 Januari). GoodTalk | Eps. Gusti Kanjeng Ratu Hayu – GNFI. [Video]. Youtube
Penulis: Nadya Zuhri, mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Posting Komentar