Sinopsis Marak: Kapan Lagi Nonton Film Produksi Tepas Tandha Yekti Keraton Yogyakarta

Daftar Isi

BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Divisi baru bentukan Sri Sultan Hamengkubuwana X bersama sang putrinya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, Tepas Tandha Yekti meluncurkan film tentang sopan santun yang perlu dilakukan oleh abdi dalem keraton.

Film pendek berdurasi 18 menit ini bisa menjadi pilihan dulur-dulur ketika bingung mau makan harus nonton apa. 

Dengan durasi yang singkat, tentu tidak akan membosankan. Selain itu, film juga dikemas dengan genre comedy humor dari para pemainnya. 

Meski begitu, pesan yang disampaikan tetap tersampaikan dengan jelas dan sesuai dengan tata krama di Keraton Yogyakarta.

Pengenalan aturan-aturan abdi dalem keraton menggunakan film pendek ini sangat memudahkan penonton dan mengikuti perkembangan zaman. 

Bila hanya dengan tulisan saja, tentu ada beberapa poin yang kurang bisa dipahami.

Sekilas Cerita Film Marak

Film diawali dengan seorang ibu, bernama Bu Siti yang sedang membeli makan di angkringan dekat rumahnya. 

Bu Siti digambarkan sebagai ibu-ibu rempong yang heboh dan kepoan. Ketika ia sedang membeli makan, tidak sengaja ia melihat tetangganya akan berangkat ke keraton.

Ternyata tetangga tersebut adalah abdi dalem Keraton Yogyakarta yang harus menggantikan rekannya untuk marak atau sowan ke keraton. 

Karena kepo, Bu Siti akhirnya mengikuti tetangganya sampai keraton. Sang tetangga mau tidak mau mengizinkan Bu Siti untuk sowan bersama dirinya. 

Namun, Bu Siti harus mengganti pakaian dasternya menjadi tangkeban jangkep yang merupakan pakaian wajib abdi dalem.

Bu Siti setuju dan berganti pakaian. Kemudian Bu Siti dan tetangga yang ternyata memiliki julukan Yu Lurah, mulai melaksanakan kewajiban yang harus dilakukan. 

Mereka juga sempat bertemu GKR Condrokirono, dan KPH Notonegoro, serta menyaksikan Latihan tari Beksan Panji Sekar yang untuk pementasan Uyon-Uyon di malam Selasa Wage.

Pesan Yang Terkandung dalam Film 

Pada saat ikut sowan tersebut, Bu Siti baru mengetahui kalau menjadi abdi dalem keraton terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan, yang diantaranya:

  1. Abdi dalem keraton wajib mengenakan tangkeban jangkep, yaitu pakaian atasan dan jarik dengan motif tertentu. Abdi dalem wanita diwajibkan memakai anting ketika sedang hamil.
  2. Ketika sedang sowan, tidak diperkenankan menggunakan alas kaki apapun
  3. Mengobrol dengan keluarga sultan atau yang pangkatnya di atas kita menggunakan Bahasa Jawa halus atau krama inggil
  4. Menggunakan kata ganti menira untuk aku dan pekenira untuk kamu
  5. Terdapat aturan ketika akan naik atau masuk ke pendopo
  6. Harus selalu berlaku sopan dengan siapa yang ditemuinya

Sri Sultan Hamengkubuwana X dan GKR Hayu, melalui divisi Tepas Tandha Yekti, meluncurkan film pendek berdurasi 18 menit tentang tata krama abdi dalem keraton. 

Dikemas dengan humor, film ini menyampaikan aturan seperti pakaian wajib, bahasa krama inggil, dan tata cara sowan secara mudah dipahami. 

Cerita berfokus pada Bu Siti, sosok ibu kepo yang ikut sowan ke keraton, memberikan hiburan sekaligus edukasi tentang sopan santun dan tradisi Keraton Yogyakarta. 

Film ini memadukan nilai budaya dengan pendekatan modern untuk menarik perhatian generasi masa kini.


Referensi:

Kraton Jogja. (2020, 1 Desember). Short Movie “MARAK” Mersani Panji Sekar. [Video]. Youtube. https://youtu.be/O0dJZ75OTBc?si=C_3K9bbFwPQo5lLi 


Penulis: Nadya Zuhri, mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang belajar melestarikan budaya.

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar