Kanjeng Kyai Tunggul Wulung: Tombak dan Bendera Keraton Yogyakarta yang Penuh Misteri
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Ketika mendengar kata bendera dan tombak, mungkin yang terlintas dalam pikiran kita hanya makna literalnya saja.
Namun, berbeda dengan masyarakat Yogyakarta, tombak dan benderea memiliki makna yang lebih dalam.
Di sana, tombak dan bendera dihormati dan dipercaya mendatangkan sebuah keberuntungan.
Kepercayaan itu telah ada sejak zaman dahulu dan beberapa orang masih mempercayai hingga sekarang.
Kanjeng Kyai Tunggul Wulung: Kesatuan yang Tak Terpisahkan
Dalam podcast Kisah Tanah Jawa bersama RM. Enggar Pikantoyo, abdi dalem Keraton Yogyakarta, menjelaskan bahwa tombak dan bendera di sini adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Keduanya dikenal dengan nama Kyai Tunggul Wulung dan menjadi simbol atau panji Keraton Yogyakarta.
Bendera Kyai Tunggul Wulung, yang disematkan pada tombak, ternyata merupakan potongan kain Ka'bah dari Makkah.
Potongan kain ini diberikan oleh Imam Besar Makkah kepada Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja Kerajaan Mataram, ratusan tahun lalu.
Baca Juga: Mbah Kyai Idris, Sosok Ulama yang Menyembunyikan Kewaliannya
Kyai Tunggul Wulung Mengusir Wabah Penyakit
Pada tahun 1940an, saat masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwana IX, terjadi sebuah wabah penyakit besar yang melanda masyarakat Yogyakarta.
Akhirnya, Sri Sultan Hamengkubuwana IX melakukan kirab atau mengarak Kyai Tunggul Wulung mengelilingi seluruh kota Yogyakarta.
Kegiatan ini berlangsung mulai dari selepas adzan maghrib dan selesai menjelang subuh.
Setelah itu, lambat laun wabah penyakit mulai berkurang, dan kemudian benar-benar hilang dari kota Yogyakarta.
Sejak saat itu, Kyai Tunggul Welung dianggap oleh masyarakat Yogyakarta memiliki kekuatan untuk mengusir wabah penyakit.
Hingga sekarang, orang tua yang sudah sepuh pun masih percaya dengan hal tersebut.
Baca Juga: Pengging dan Peran Kyai Zainal Abidin dalam Sejarah Kesusastraan Jawa
Kesimpulan:
Tombak dan bendera memiliki makna yang lebih dari sekadar simbol fisik di Yogyakarta, melainkan juga menjadi bagian penting dari tradisi dan kepercayaan.
Salah satu yang dihormati adalah Kyai Tunggul Wulung sebagai simbol keberuntungan dan perlindungan.
Referensi:
Kisah Tanah Jawa (2022, 26 Februari). Makna Keris dari Sudut Pandang Keraton. [Video]. Youtube. https://youtu.be/EKKbWi3koC4?si=wXdyZjj35sq0iCPq
Penulis: Nadya Zuhri, mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang sedang belajar budaya Jawa.
Posting Komentar