Lebih dari Sekedar Kain, Anggunnya Semekan, Busana Adat Wanita Keraton Yogyakarta

Daftar Isi

 

BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Keraton Yogyakarta, adalah salah satu keraton di Indonesia yang masih menggunakan pakaian tradisional dalam kegiatan sehari-hari.

Pakaian adat tersebut didesain dengan gaya ketimuran yang memancarkan keanggunannya, sikap yang teratur, dan memiliki kendali atas dirinya sendiri.

Motifnya pun sarat makna yang mencerminkan harapan dan citaocita pemakainya.

Pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwana VII dan VIII, pakaian adat mengalami masa kejayaannya.

Saat itu, busana adat menjadi salah satu identitas kebangsawanan serta mengembangkan wilayah yang dibatasi oleh Belanda.

Busana adat dikelompokkan berdasarkan tujuan pemakaian.

Setiap acara atau upacara adat, pakaian yang digunakan oleh abdi dalem selalu berbeda-beda.

Upacara kecil menggunakan busana sederhana, sedangkan upacara besar menampilkan busana yang lebih kompleks dan kaya atribut (Wibowo, Supanto, Pramono, & Moeljono, 1990).

Baca Juga: Mengenal Abdi Dalem Encik, Sosok Juru Masak Masakan Eropa di Keraton Yogyakarta


Semekan: Keagungan dalam Kesederhanaan

Salah satu busana adat yang digunakan oleh para abdi dalem wanita untuk menghadiri upacara adat adalah Semekan.

Pakaian ini berupa sebuah kain jarik yang dibentuk segitiga dan langsung dililitkan ke badan untuk menutupi bagian dada, ubed-ubed, dan ikat pinggang (Suprihono, 1992-1993).

Penggunaan semekan akan dipadukan dengan perhiasan seperti kalung, subang, dan gelang. Sementara rambut mereka hanya disanggul sederhana dan diberi hiasan kepala.

Ada beberapa jenis semekan yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Seperti Semekan Blak-Blakan, Semekan Tritik Tengahan, Semekan Tritik Polos, Semekan Sutra, Semekan Batik Tengahan, Semekan Sindur, Semekan Dringin, dan Semekan Prada.

  1. Semekan Blak-Blakan, merupakan pakaian yang tidak memiliki kancing atau pengait. Biasanya digunakan oleh wanita yang belum menikah saat menghadiri upacara maupun tradisi tertentu.
  2. Semekan Tritik Tengahan dan Tritik Polos, berupa sebuah pakaian yang biasanya digunakan oleh anak laki-laki dan anak perempuan di Yogyakarta. Tritik sendiri merupakan motif atau corak dalam pakaian.
  3. Semekan Sutra, adalah pakaian yang dipakai oleh wanita yang sudah menikah. Terbuat dari sutra atau beludru.
  4. Semekan Batik Tengahan, merupakan kain semekan yang memiliki motif berupa batik yang digunakan untuk menghadiri upacara-upacara alit di malam hari. Biasanya yang menggunakan adalah mereka yang sudah sepuh.
  5. Semekan Sindur, merupakan busana semekan yang digunakan oleh wanita yang sudah menikah saat menghadiri malam midodareni atau acara sebelum pernikahan berlangsung.
  6. Semekan ini berwarna merah dengan pinggiran putih yang melambangkan benih laki-laki dan perempuan.

Semekan Dringin, digunakan oleh calon pengantin wanita saat malam midodareni.

Pakaian ini cukup sederhana karena dipakai tanpa aksesoris, namun tetap memakai anting berwarna hitam.


Kesimpulan:

Pakaian adat Semekan berupa sebuah kain jarik yang dibentuk segitiga, kemudian dililitkan di tubuh abdi dalem wanita.

Referensi:

Suprihono, A. E. (1992-1993). Album Pakaian Tradisional Yogyakarta. (A. M. Hidayati, Trans.) Yogyakarta, DIY, Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek Pengembangan Media Kebudayaan. Retrieved November 19, 2024.

Wibowo, D. H., Supanto, Pramono, & Moeljono, B. A. (1990). Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta. (D. S. P., Ed.) Yogyakarta, DIY, Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya. Retrieved November 19, 2024


Penulis: Nadya Zuhri, mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar