Makna Filosofis Kue Tradisional Iwel Iwel Dalam Selamatan Bayi: Simbol Kehidupan dan Kearifan Lokal Masyarakat Jawa

Daftar Isi

BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Indonesia kaya akan tradisi dan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Salah satu bentuk warisan budaya yang masih lestari adalah kuliner tradisional yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat.

Salah satu kue tradisional khas Jawa yang sarat akan nilai filosofi adalah iwel iwel.

Kue ini tidak sekadar makanan, tetapi juga simbol kehidupan yang mencerminkan kearifan lokal dan spiritualitas masyarakat Jawa.

Iwel iwel sendiri merupakan kue tradisional yang dibuat dari tepung ketan, kelapa parut, dan gula aren, kemudian dibungkus dengan daun pisang sebelum dikukus.

Kue ini umumnya disajikan dalam selamatan bayi, sebuah tradisi masyarakat Jawa untuk merayakan kelahiran bayi dengan doa dan syukuran.

Dalam tradisi ini, iwel iwel dipercaya membawa keberuntungan dan perlindungan bagi sang bayi, sekaligus menjadi simbol harapan bagi keluarga dan komunitas sekitar.

Makna Filosofis Iwel Iwel dalam Budaya Jawa

Orang Jawa memiliki pandangan bahwa kehidupan harus dijalani dengan keseimbangan dan keharmonisan.

Hal ini tercermin dalam berbagai aspek budaya, termasuk dalam kuliner tradisional seperti iwel-iwel.

Beberapa makna filosofis yang terkandung dalam iwel-iwel antara lain:

1. Simbol Keseimbangan

Bentuk iwel-iwel yang bulat melambangkan keseimbangan hidup antara pekerjaan dan istirahat, serta hubungan manusia dengan alam.

Kelembutan teksturnya mengingatkan pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh kelembutan dan ketenangan.

2. Representasi Ketenangan

Rasa manis dan tekstur lembut iwel-iwel mencerminkan ketenangan dan kedamaian yang dihargai dalam budaya Jawa.

Kehadiran iwel-iwel dalam selamatan bayi melambangkan harapan agar sang bayi tumbuh dalam lingkungan yang damai dan harmonis.

3. Simbol Kebahagiaan

Sebagai sajian wajib dalam selamatan bayi, iwel-iwel menjadi simbol kebahagiaan dan keberuntungan bagi keluarga.

Tradisi ini juga memperkuat ikatan sosial di masyarakat, di mana kebahagiaan atas kelahiran bayi dirayakan bersama.

4. Penghormatan terhadap Tradisi

Penggunaan iwel-iwel dalam ritual selamatan bayi merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan upaya pelestarian budaya Jawa.

Melalui tradisi ini, nilai-nilai budaya terus diwariskan kepada generasi berikutnya.

5. Keterhubungan dengan Alam

Bahan-bahan alami dalam iwel-iwel, seperti tepung ketan, kelapa, dan gula aren, mencerminkan keterikatan masyarakat Jawa dengan alam.

Pemanfaatan sumber daya lokal ini menunjukkan kearifan dalam menjaga keseimbangan dengan lingkungan.

6. Simbol Kesederhanaan

Proses pembuatan iwel-iwel yang sederhana mencerminkan nilai kesederhanaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.

Filosofi ini mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak harus berasal dari hal-hal yang mewah, melainkan dari kesederhanaan yang bermakna.

7. Perpaduan Rasa dan Warna

Iwel-iwel hadir dalam berbagai rasa dan warna, mencerminkan keindahan dalam keberagaman.

Hal ini menggambarkan harmoni dalam perbedaan, sebuah nilai penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa.

8. Kesabaran dan Kehangatan

Proses pembuatan iwel-iwel membutuhkan ketelatenan dan kesabaran, dari menggiling ketan hingga memarut kelapa.

Ini mencerminkan pentingnya kesabaran dan kehangatan dalam membangun hubungan sosial yang harmonis.

9. Pengalaman dan Kebijaksanaan

Sebagai kue yang diwariskan secara turun-temurun, iwel-iwel mencerminkan pengalaman dan kebijaksanaan yang terus dijaga oleh masyarakat Jawa.

Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya mempertahankan warisan budaya.

10. Simbol Keharmonisan

Iwel-iwel merepresentasikan konsep keharmonisan dalam kehidupan, baik dalam hubungan sosial maupun dengan alam.

Kehadiran iwel iwel dalam selamatan bayi menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat.

Iwel-Iwel di Masa Kini

Seiring perkembangan zaman, iwel iwel tidak lagi hanya disajikan dalam acara selamatan bayi.

Kini, kue ini telah menjadi bagian dari kuliner yang dijual di pasar tradisional dan toko kue di berbagai daerah di Jawa.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai budaya yang terkandung dalam iwel iwel tetap lestari dan bahkan semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Produksi dan konsumsi iwel iwel yang terus berlanjut merupakan bukti bahwa masyarakat Jawa tetap menjaga dan menghargai warisan budayanya.

Iwel iwel bukan sekadar kue tradisional, tetapi juga simbol kehidupan, keseimbangan, dan kearifan lokal masyarakat Jawa.

Melalui bentuk, bahan, dan cara penyajiannya, iwel iwel mencerminkan berbagai nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.

Kehadirannya dalam selamatan bayi menunjukkan betapa eratnya hubungan masyarakat Jawa dengan tradisi dan spiritualitas mereka.

Dengan terus melestarikan iwel iwel, masyarakat Jawa tidak hanya menjaga kuliner tradisional, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai budaya yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber

Wulandari Ari. 2024. Makna Filosofis Iwel-iwel dalam Selamatan Bayi di Jawa: Kajian Linguistik Antropologis. Gadjah Mada Journal of Humanities, Vol. 8. No. 1

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar