Mengenal Tembang Dolanan Siji Loro Telu yang Mengandung Pitutur Luhur untuk Anak SD
YOGYAKARTA, BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Dalam budaya Jawa terdapat satu kesenian atau kebudayaan turun-temurun yang hingga sampai saat ini masih lestari.
Kesenian itu adalah tembang atau lelaguan yang digunakan sebagai sarana untuk belajar, hiburan, ataupun sarana komunikasi.
Tembang-tembang dalam kesenian Jawa selalu berisi pitutur luhur, atau pesan moral.
Tembang yang dinyanyikan oleh anak muda dan dewasa biasanya berisi tentang kisah hidup atau percintaan, sedangkan tembang yang dinyanyikan anak-anak biasanya menyenangkan.
Tembang yang dinyanyikan oleh anak-anak disebut dengan tembang dolanan.
Salah satu contoh tembang dolanan yang memuat pesan moral yang baik adalah Tembang Siji Loro Telu.
Baca Juga: Aku Wong Jawa: Guntur Nur Puspito Ajarkan Unggah-Ungguh Melalui Tembang dalam Pentas Orchestra Jawa
Tembang Dolanan
Dikutip dari artikel Endang yang berjudul “Pemetaan Tembang Dolanan Sebagai Karya Sastra Lisan Siswa Sekolah Dasar di Karesidenan Madiun”, tembang dolanan dulunya sering dinyanyikan oleh anak-anak saat senggang.
Tembang Dolanan ini juga sering kali menjadi sarana hiburan pada kegiatan santai dan juga sebagai sarana komunikasi, termasuk menyampaikan pesan-pesan edukasi.
Tembang dolanan menjadi lagu bermain anak yang menarik karena sesuai dengan perkembangan jiwa anak yang gemar bermain, dan juga mengandung pelajaran moral serta nilai-nilai budi pekerti yang baik.
Lagu anak-anak memiliki karakter didaktik dan sosial.
Didaktik berarti bahwa lagu dolanan mengandung unsur-unsur pendidikan yang disampaikan secara implisit maupun eksplisit melalui berbagai metafora dan analogi.
Selain itu, salah satu keterampilan orang Jawa adalah menggunakan berbagai metafora untuk menciptakan ajaran yang berbeda-beda.
Dengan "sosial," yang dimaksud adalah lagu-lagu dolanan memiliki potensi untuk membangun hubungan sosial dengan anak-anak dan meningkatkan keterampilan sosial.
Tembang dolanan benar-benar unik. Artinya, berbeda dengan tembang atau lagu Jawa yang lain. Lagu dolanan anak-anak yang dituturkan dalam bahasa Jawa tergolong lagu daerah.
Lagu-lagu Dolanan mengikuti serangkaian aturan seperti kata-kata sederhana, gaya bernyanyi sederhana, jumlah lirik terbatas, dan konten yang sesuai dengan situasi anak-anak.
Lirik-liriknya secara implisit mengandung unsur religi, kebersamaan, kebangsaan, serta nilai estetis.
Baca Juga: Belajar Aksara Jawa: 3 Contoh Tembang Maskumambang pada Serat Wulangreh Lengkap dengan Artinya
Makna Tembang Dolanan
Dikutip dari website Universitas Gadjah Mada yang berjudul “Tembang Dolanan Anak-Anak Bukan Sembarang Lagu”, tembang dolanan bukanlah lagu-lagu yang sifatnya remeh.
Dr. Daru Winarti, akademisi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM menjelaskan bahwa lagu anak-anak berisi berbagai macam pembelajaran yang penting untuk anak.
Dengan hadirnya tembang dolanan dapat dijadikan tempat untuk anak belajar bahasa dan pengetahuan umum.
Lagu Dolanan sudah ada sejak lama dan bahkan lebih populer dibandingkan saat ini. Diketahui, anak-anak menyanyikan Tembang Dolanan pada waktu yang berbeda-beda dan tidak serta merta harus diiringi permainan tradisional tertentu.
Lagu-lagu Dolanan antara lain yang dinyanyikan saat merawat adik (menidurkannya, mengajaknya bermain, memandikannya, menyemangati saat sakit), dan yang dinyanyikan saat terjadi tentang fenomena alam seperti pelangi.
Ada pula lagu yang dinyanyikan berada dalam kondisi tertentu.
Misalnya saat ada yang sakit, perut kembung (kentut), saat anak bermain kotor, saat anak menangis, atau saat sedang mencari sesuatu yang terlupakan.
Guru Besar Antropologi UGM Heddy Shri Ahimsa Putra mengatakan bahwa sangat menarik mempelajari Tembang Dolanan dan lagu anak-anak.
Prof Heddy juga mengatakan bahwa lagu anak-anak dapat memberikan data menarik yang dapat menjelaskan karakteristik budaya masyarakat.
Baca Juga: 3 Contoh Tembang Kinanthi Serat Wedhatama Beraksara Jawa dan Terjemahannya
Contoh Tembang Dolanan
Dikutip dari buku LKS Bahasa Jawa Kelas 1 Mi oleh Tim Penyusun KKMI 01 Jepara, tembang dolanan merupakan sarana hiburan untuk bersenang-senang ketika anak bermain bersama dengan temannya.
Sesuai dengan namanya, tembang dolanan dinyanyikan anak sambil bermain untuk menciptakan suasana yang rukun, bahagia, dan ramai.
Tembang dolanan bisa digunakan anak sebagai sarana mempelajari bahasa Jawa. Salah satu contoh dari tembang dolanan adalah Siji Loro Telu yang biasa dinyanyikan di sekolah.
Berikut merupakan lirik dari tembang dolanan Siji Loro Telu,
Adapun arti kata dari tembung di atas yaitu,
- Sedheku = tangan dilipat di atas meja
- Didangu (bahasa Krama) = ditanya
- Nuli = terus, sampai
- Lungguhe = cara duduknya
- Tata = teratur, rapi
- Sembrana = bercanda, tidak serius
- Mundhak = membuat, menyebabkan
- Ora bisa = tidak bisa, bodoh
Baca Juga: Mijil, Salah Satu Tembang Macapat atau Puisi yang Menceritakan Lokasi Keraton Yogyakarta
Pitutur Luhur Tembang Dolanan Siji Loro Telu
Setiap tembang dolanan pasti berisi pitutur luhur atau pesan moral. Begitu juga dengan tembang dolanan Siji Loro Telu yang memuat pitutur luhur. Berikut merupakan pitutur luhur dari tembang Siji Loro Telu,
- Ketika di sekolah dan guru sedang menerangkan atau menjelaskan materi, sebagai siswa kita wajib mendengarkan (ngrungokake).
Mendengarkan artinya sama saja dengan memperhatikan (nggatekake). Perbuatan yang seperti itu merupakan perbuatan yang baik. - Ketika di sekolah dan guru bertanya dengan kita, maka sebaiknya kita harus mangsuli atau menjawab pertanyaan guru tersebut. Dengan kita menjawab pertanyaan yang diberikan guru, maka kita juga menghormati guru kita.
- Ketika di sekolah dan guru sedang mengajar, kita tidak boleh sembrana atau bercanda. Karena jika kita bercanda saat guru sedang menjelaskan, akan menyebabkan kita menjadi tidak bisa.
Baca Juga: Mengenal Dongeng Enthik-enthik dalam Tembang Macapat Jawa dengan Media Boneka Jari
Kesimpulan
Tembang Dolanan merupakan lagu yang liriknya ditulis dalam bahasa Jawa. Tembang Dolanan sering kali menjadi sarana hiburan pada kegiatan santai dan juga sebagai sarana komunikasi, termasuk menyampaikan pesan-pesan edukasi.
Sesuai dengan namanya, tembang dolanan dinyanyikan anak sambil bermain untuk menciptakan suasana yang rukun, bahagia, dan ramai. Tembang dolanan bisa digunakan anak sebagai sarana mempelajari bahasa Jawa. Salah satu contoh dari tembang dolanan adalah Siji Loro Telu yang biasa dinyanyikan di sekolah.
Referensi
Ardhi, S., N. 2021. Tembang Dolanan Anak-Anak Bukan Sembarang Lagu. https://ugm.ac.id/id/berita/21767-tembang-dolanan-anak-anak-bukan-sembarang-lagu/ - diakses pada 9 Januari 2025
Maruti, E. S. (2018). Pemetaan tembang dolanan sebagai karya sastra lisan siswa sekolah dasar di Karesidenan Madiun.
Tim KKMI 01 Jepara. 2024. LKS Bahasa Jawa untuk Kelas 1 Mi. Jepara.
Penulis: Laila Immatun Nissak, Mahasiswa Pendidikan berdarah Jawa yang menyukai Yogyakarta dan seisinya
Posting Komentar