Nasib Produksi Wayang di Era Digital: Seperti Ini Proses Kreatif Pembuatan Wayang dari Tangan Generasi Muda
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Wayang yang menjadi warisan budaya masyarakat Jawa terus eksis meski zaman sering kali berubah.
Bahkan saat ini tidak sedikit dalang muda yang ikut serta melestarikan wayang yang pertunjukannya termasuk dalam kategori Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Nasib produksi wayang di era digital memantik diskusi di live Aku Wong Jawa, program ngobrol santai seputar stori loka Jawa di Instagram babad.id. Episode Aku Wong Jawa ke 15 dengan tema “Nasib Produksi Wayang di Era Digital; Menilik Proses Pembuatan Wayang dari Tangan Generasi Muda” tersebut terselenggara di live akun Instagram @babaddotid dan @subrotobrian pada Minggu Kliwon, 9 Maret 2025.
Proses Kreatif Brian dalam Pembuatan Wayang
Memproduksi wayang, ternyata membutuhkan proses kreatif yang cukup panjang.
Brian memulai membuat wayang sejak kelas 2 SD dengan bermodalkan kardus bekas, bisa dari bekas susu maupun karton.
“Saya gambar terus saya gunting, saya warnai gitu,” terangnya.
Kecintaannya terhadap wayang terus berkembang, pada kelas X SMA, Brian memulai membuat wayang dari bahan kulit. Ia menggunakan alat seadanya yang dibuat secara mandiri.
“Karena tidak memiliki pahat khusus itu, saya menggunakan pahat paku. Jadi, saya membuat alat sendiri dari paku yang saya pipihkan,” ungkapnya.
Meski wayang yang dihasilkan belum terbilang bagus dan masih kasar atau grobo, Brian terus konsisten belajar memproduksi wayang.
Saat ini jika mendapat pesanan, ia bisa menyelesaikan memahat wayang dalam kurun waktu empat hari.
Tidak hanya menyorek atau menggambar pola wayang serta memahatnya, Brian juga melakukan pewarnaan wayang atau sungging secara sendiri.
Jika terkendala mood yang ambyar, satu wayang bisa selesai dalam kurun waktu dua minggu bahkan satu bulan.
“Kalau mood enggak bagus hasilnya nanti malah nggak karu-karuan. Karena dalam seni itu sebenarnya mood juga memengaruhi” ujarnya.
Produksi Wayang di Era Digital
Brian Ardiansyah selaku narasumber yang bergelut di dunia produksi wayang mengungkapkan bahwa nasib produksi wayang saat ini tidak hanya berada di tangan para orang tua.
Banyak teman-teman muda sepantarannya yang juga aktif memproduksi wayang khususnya di daerah tempat tinggalnya di Malang.
Di Malang ada yang namanya wayang Malangan yang dilestarikan secara massif.
Banyak generasi muda dan tua yang aktif memproduksi wayang Malangan, baik secara sendiri seperti Brian maupun secara berkelompok.
Mereka juga sering berkumpul atau ngopi bareng membahas produksi wayang Malangan.
Bahkan menurut Brian, orang-orang di pedesaan juga banyak yang memahat wayang meski dengan alat seadanya.
“Itu menjadi sebuah bukti bahwa rata-rata khususnya Malang produksi wayang masih berlangsung secara aktif,” terang Brian.
Cara Agar Generasi Muda Lestarikan Budaya Wayang
Melestarikan budaya wayang di kalangan generasi muda bukanlah tugas yang mudah.
Namun, ada beberapa cara yang menurut Brian dapat dilakukan agar anak-anak muda tetap mengenal, mencintai, dan meneruskan warisan budaya wayang, salah satunya dengan mengenalkan budaya wayang sejak dini.
Orang tua memiliki peran penting dalam mengenalkan budaya wayang kepada anak-anaknya sejak usia dini.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak mereka menonton pagelaran wayang saat ada pertunjukan di lingkungan sekitar.
Dengan begitu, anak-anak bisa mengenal wayang secara langsung dan mulai memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, orang tua juga dapat mengenalkan tokoh-tokoh wayang kepada anak-anak melalui cerita, buku, atau media digital.
Semakin sering mereka terpapar dengan budaya ini, semakin besar kemungkinan mereka akan tertarik dan merasa bangga dengan warisan budaya sendiri.
Langkah Awal bagi yang Ingin Belajar Membuat Wayang
1. Mengenal Tokoh Wayang
Bagi generasi muda yang tertarik untuk mempelajari pembuatan wayang, langkah pertama yang dapat dilakukan menurut Brian adalah mengenal berbagai tokoh wayang dan bentuknya.
Meskipun tidak langsung memahat, setidaknya mereka bisa mengenali nama-nama dan ciri khas tokoh dalam wayang.
Jika ingin mulai membuat wayang, bisa dimulai dengan menggambar atau menyorek pola di atas kertas.
Jika belum bisa membuat pola sendiri, saat ini banyak gambar wayang yang tersedia di internet yang bisa dijadikan referensi.
Gambar tersebut dapat diprint dan diplak di atas karton atau bahan lainnya sebagai latihan awal.
Setelah terbiasa dengan pola, langkah berikutnya adalah mencoba memahat di media kulit.
Proses ini membutuhkan latihan yang tekun, karena tidak selalu langsung berhasil.
Banyak pembuat wayang yang belajar secara otodidak, mencoba-coba hingga akhirnya terbiasa.
Jika mengalami kesulitan, generasi muda bisa mencari mentor atau bertanya kepada mereka yang lebih berpengalaman untuk mendapatkan masukan.
2. Memanfaatkan Teknologi
Kemajuan teknologi juga bisa digunakan dalam proses belajar membuat wayang.
Banyak tutorial yang tersedia di YouTube atau platform lainnya yang dapat membantu dalam memahami cara membuat wayang, mulai dari menggambar hingga teknik memahatnya.
Jika sudah mulai mencoba membuat wayang, jangan ragu untuk berbagi hasil karya dengan komunitas atau seniman wayang yang lebih berpengalaman.
Bertukar pendapat dan mendapatkan kritik membangun akan membantu meningkatkan keterampilan dalam membuat wayang.
3. Konsisten dalam Belajar Memproduksi
Seperti halnya keterampilan lain, membuat wayang juga membutuhkan latihan yang konsisten.
Jika terlalu lama tidak berlatih, maka keterampilan bisa menurun dan perlu penyesuaian kembali. Oleh karena itu, penting untuk tetap konsisten dalam berlatih agar semakin mahir dalam membuat wayang.***
Posting Komentar