Kenapa dalam Pewayangan Punakawan Hanya Bagong yang Mirip Semar?
SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Kenapa dalam kisah pewayangan Punakawan hanya Bagong yang mirip dengan Semar?
Jika sedulur memperhatikan visual tokoh Punakawan, maka hanya Bagong yang mirip dengan Semar. Ternyata hal itu terjadi bukan karena kebetulan lur?
Dalam sesi live dalang Eps. 1 yang berjudul “Ngobrol Santai Soal Bagong: dari Suara Sampai Gerakan!” pada Jumat Kliwon, 14 Maret 2025 lalu, Adham Hilmi Grandisson, dalang muda kebanggaan Kediri sekaligus siswa SMA Negeri 1 Gurah menjelaskan secara detil mengapa tubuh Bagong bisa mirip dengan Semar. Berikut penjelasannya.
Pengertian Punakawan
Sebelum membaca lebih lanjut, perlu sedulur ketahui bahwa Punakawan itu berasal dari kata “Pana” yang artinya cerdik dan “Kawan” yang artinya adalah teman.
Jadi Punakawan dalam pewayangan diceritakan sebagai tokoh yang cerdik, walaupun kadang slengekan.
Tugas mereka itu sebagai penghibur, penasihat, dan kadang-kadang juga memberikan pertolongan kepada tuannya.
Keluarga Semar
Jadi Semar itu sebenarnya adalah putra dari Sang Hyang Wenang atau Bathara Wenang.
Ia memiliki tiga saudara: Tejomoyo atau dikenal dengan Togok, Ismaya yang dikenal dengan Semar, dan Manikmaya atau yang dikenal dengan Bathara Guru.
Mereka bertiga sebenarnya bukan manusia, melainkan titisan dari dewa yang diciptakan dari telur.
Tejamaya (Togok) diciptakan dari kulit telur, Ismaya (Semar) dari putih telur, dan Manikmaya (Bathara Guru) dari kuning telur.
Dari ketiga saudara tersebut, hanya Bathara Guru yang menjadi dewa.
Konon ia memiliki waak yang licik karena memfitnah kedua kakaknya, Tejamaya dan Ismaya.
Suatu hari, Manikmaya (Bathara Guru) berbohong kepada ayahnya (Sang Hyang Wenang) kalau kedua kakaknya bertengkar karena jabatan atau tahta.
Karna mendengar kabar tersebut Sang Hyang Wenang marah dan menghukum Ismaya dan Tejamaya untuk nguntal atau menelan pager jagad sisih wetan dan kulon.
Maksudnya di sini adalah menelan bumi bagian barat dan timur.
Sayangnya Tejamaya tak sanggup untuk nguntal pager jagad sisih wetan dan dimuntahkan kembali bumi bagian timur.
Itulah mengapa mulut Tejamaya atau Togog dalam kisah pewayangan divisualisasikan mulutnya memiliki moncong ke depan.
Berbeda dengan Ismaya atau Semar yang berhasil nguntal pager jagad sisih kulon tapi dia tak bisa memuntahkannya kembali.
Hal tersebut menyebabkan Ismaya atau Semar memiliki perut yang gemuk.
Meskipun demikian, Togog dan Semar tetap memiliki kekuatan yg sama dan senantiasa bersikap andhap asor.
Mengapa hanya Bagong yang mirip Semar?
Sebelum membaca lebih lanjut, sedulur jangan sampai salah paham, kalau Bagong, Gareng, dan Petruk anak dari Semar. Bukan ya lur.
Mereka diciptakan untuk menemani, menghibur, dan mengabdi pada Semar.
Bedanya, hanya Bagong yang diciptakan dari bayang-bayang Semar, dengan Gareng dan Petruk diciptakan bukan dari bagian tubuh Semar.
Meskipun demikian, visual mereka masih dimirip-miripkan dengan Semar.
Jadi alasan mengapa hanya Bagong yang memiliki visual tubuh seperti Semar itu karena ia diciptakan dari bayang-bayang Semar usai menelan bumi.
Posting Komentar